Selasa, 12 Maret 2013

Bagaimana Menjadi Ayah yang Baik





”Apa yang salah?” Pertanyaan ini menyiksa Michael, * dari Afrika Selatan. Ia sudah berusaha keras menjadi ayah yang baik, tetapi setiap kali memikirkan putranya yang sulit diatur yang berusia 19 tahun, ia ragu apakah ia sudah menjadi orang tua yang lebih baik.
Kontrasnya, Terry, yang tinggal di Spanyol, tampaknya sukses sebagai seorang ayah. Putranya, Andrew, berkata, ”Saya punya banyak kenangan tentang Papa yang suka membaca untuk saya, bermain bersama saya, mengajak saya jalan-jalan berdua saja. Papa mengajar saya caranya bersenang-senang.”
Memang, tidaklah mudah menjadi ayah yang baik. Tetapi, ada prinsip-prinsip dasar yang bisa membantu. Banyak ayah merasa bahwa mereka dan keluarga mereka memperoleh manfaat sewaktu mereka mengikuti hikmat dalam Alkitab. Mari kita perhatikan beberapa nasihat praktis dari Alkitab yang bisa membantu para ayah.

 1. Sediakan Waktu untuk Keluarga Anda

Sebagai ayah, bagaimana Anda menunjukkan kepada anak-anak Anda bahwa mereka penting bagi Anda? Pastilah ada banyak yang Anda lakukan demi anak-anak Anda, termasuk pengorbanan yang Anda buat untuk menafkahi mereka dan menyediakan tempat tinggal yang layak bagi mereka. Anda tidak bakal melakukan hal-hal itu jika mereka tidak penting bagi Anda. Namun, bila Anda tidak meluangkan cukup waktu bagi anak-anak Anda, mereka bisa menyimpulkan bahwa Anda lebih peduli pada hal-hal lain, seperti pekerjaan, teman, atau hobi Anda, ketimbang pada mereka.
Kapan sebaiknya seorang ayah mulai menyediakan waktu untuk anak-anaknya? Seorang ibu mulai membentuk ikatan dengan anaknya sewaktu sang anak masih dalam kandungan. Kira-kira 16 minggu setelah pembuahan, bayi yang belum lahir mungkin sudah mulai mendengar. Pada tahap ini, seorang ayah juga bisa mulai membangun hubungan yang unik dengan anaknya yang belum lahir. Ia bisa mendengar degup jantung sang bayi, merasakan tendangannya, berbicara padanya, dan bernyanyi untuknya.
Prinsip Alkitab: Pada zaman Alkitab, pria-pria terlibat secara pribadi dalam pendidikan anak-anak mereka. Para ayah didesak untuk menggunakan waktu bersama anak-anak secara teratur, sebagaimana jelas dari kata-kata Alkitab dalam Ulangan 6:6, 7, yang berbunyi, ”Perkataan ini yang kuperintahkan kepadamu hari ini harus ada di dalam hatimu; dan engkau harus menanamkan semua itu dalam diri putramu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan dan apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”

2. Ayah yang Baik Adalah Komunikator yang Baik







Dengarkan dengan tenang tanpa menghakimi
Agar dapat efektif berkomunikasi dengan anak-anak Anda, Anda mesti menjadi pendengar yang penuh perhatian. Anda perlu memupuk kesanggupan untuk mendengar tanpa bereaksi berlebihan.
Jika anak-anak Anda merasa bahwa Anda gampang marah dan cepat menghakimi, mereka akan enggan mengungkapkan isi hati mereka kepada Anda. Tetapi, jika Anda mendengarkan mereka dengan tenang, Anda akan menunjukkan bahwa Anda punya minat yang tulus pada mereka. Sebagai balasan, mereka akan lebih bersedia untuk menceritakan pikiran dan perasaan mereka yang berharga kepada Anda.
Prinsip Alkitab: Hikmat praktis dalam Alkitab telah terbukti berfaedah dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, Alkitab berkata, ”Setiap orang harus cepat mendengar, lambat berbicara, lambat murka.” (Yakobus 1:19) Para ayah yang menerapkan prinsip Alkitab ini sanggup berkomunikasi secara lebih baik dengan anak-anak mereka.

 3. Berikan Disiplin dan Pujian yang Pengasih

Bahkan jika Anda merasa frustrasi atau marah, disiplin yang Anda jalankan hendaknya merupakan pernyataan kepedulian yang pengasih demi kesejahteraan jangka panjang anak Anda. Itu mencakup nasihat, koreksi, didikan, dan hukuman jika diperlukan.
Selain itu, disiplin lebih efektif jika sang ayah selalu memuji anak-anaknya. Sebuah peribahasa kuno berkata, ”Bagaikan apel emas dalam pahatan perak, begitulah perkataan yang diucapkan pada waktu yang tepat.” (Amsal 25:11) Pujian membantu anak-anak mengembangkan sifat-sifat yang baik. Anak-anak bertumbuh sejahtera jika mereka diakui dan dihargai. Ayah yang mencari kesempatan untuk memberikan pujian akan turut membangun kepercayaan diri anak-anaknya dan memotivasi mereka untuk tidak menyerah dalam upaya melakukan apa yang benar.
Prinsip Alkitab: ”Hai, bapak-bapak, janganlah membuat anak-anakmu kesal, agar mereka tidak patah semangat.”Kolose 3:21.

4. Kasihi dan Respeklah Istri Anda




Cara seorang ayah menjalankan perannya sebagai suami tentu memengaruhi anak-anak. Sekelompok pakar perkembangan anak menjelaskan, ”Salah satu hal terbaik yang bisa dilakukan seorang ayah bagi anak-anaknya adalah merespek ibu mereka. . . . Ayah dan ibu yang saling merespek dan menunjukkannya kepada anak-anak mereka menyediakan lingkungan yang aman bagi anak-anak.”The Importance of Fathers in the Healthy Development of Children. *
Prinsip Alkitab: ”Suami-suami, teruslah kasihi istrimu . . . Hendaklah kamu masing-masing secara perorangan juga mengasihi istrinya seperti dirinya sendiri.”Efesus 5:25, 33.

 5. Terapkan Hikmat Allah yang Praktis

Para ayah yang dengan tulus mengasihi Allah dapat memberi anak-anak mereka warisan yang paling berharga—hubungan yang akrab dengan Bapak surgawi mereka.



Setelah puluhan tahun bekerja keras membesarkan enam anak, Antonio, seorang Saksi Yehuwa, menerima catatan berikut dari salah seorang putrinya, ”Papa tersayang, aku cuma ingin berterima kasih sama Papa karena sudah membesarkanku untuk mengasihi Allah Yehuwa, sesama, dan diri sendiri—menjadi orang yang seimbang. Aku bisa rasakan kalau Papa mengasihi Yehuwa dan Papa peduli padaku. Terima kasih ya, Pa, karena Papa telah menomorsatukan Yehuwa dalam kehidupan dan telah memperlakukan anak-anak Papa sebagai karunia dari Allah!”
Prinsip Alkitab: ”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap tenaga hidupmu. Dan perkataan ini yang kuperintahkan kepadamu hari ini harus ada di dalam hatimu.”Ulangan 6:5, 6.
Selain lima poin tadi, jelas ada banyak hal yang tersangkut untuk menjadi seorang ayah yang baik; dan patut diakui bahwa sekalipun Anda berupaya keras menjadi ayah yang baik, Anda tidak bisa menjadi ayah yang sempurna. Tetapi, bila Anda berupaya menerapkan prinsip-prinsip ini dengan cara yang pengasih dan seimbang, Anda sesungguhnya bisa menjadi ayah yang baik. *






Sumber : www.jw.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar