Minggu, 26 Desember 2010

KEBERANIAN MENGUBAH HIDUP

Jutaan orang merasa lelah dengan kehidupanya sekarang.Mereka bosan,merasa bebannya terlalu berat,merasa malang karena harus bernasib buruk dan seterusnya.Akhirnya,mereka menyalahkan nasib.Padahal,nasib berada di tangan mereka sendiri.


Dari jutaan orang yang bosan dengan kehidupannya,hanya segelintir saja yang berani mengubah hidupnya.Tung Desem Waringin adalah salah satunya.Dia meninggalkan karier bagusnya di bidang perbankan dan merintis karir sendiri di bidang yang disukainya.Dan dia berhasil.

Semua orang memiliki bakat.Tapi segudang alasan membuat orang enggan mengembangkan bakatnya.Padahal,bakat sangat berpotensi mengubah hidup kita menjadi lebih baik.

Mengapa orang enggan hidup bertumpu total pada bakatnya?Menurut Zig Ziglar,seorang motivator ternama,ada empat alasan utama mengapa orang tidak mengembangkan bakatnya:

1.Menyangkal bahwa dirinya memiliki bakat.Dengan demikian mereka merasa tidak perlu memberikan konstribusi apa-apa.
2.Menunda-nunda.Mereka berpikir akan mengembangkannya nanti,besok,atau entah kapan.90% diantaranya,sama sekali tidak terwujudkan.
3.Rasa takut.Mereka takut gagal,dan mereka memutuskan mencari 'jalan aman' daripada harus mengembangkan bakatnya..
4.Tidak mau bertanggungjawab.Mereka selalu berdalih,orang lainlah atau keadaanlah yang salah.


Tidak banyak orang yang berani mengambil risiko untuk mengubah hidupnya.Padahal,seorang idiot pun bisa melakukanny.Simaklah penuturan Frances H.Burnet mengenai tahap-tahap keberhasilan si idiot.
Pertama,si idiot menolak untuk percaya hal itu bisa dilakukannya.Tahap kedua,si idiot berharap pekerjaan itu memang bisa dilakukan.Tahap ketiga,ternyata hal itu memang bisa dilakukan.Tahap keempat,dalam benak sang idiot muncul pertanyaan,mengapa tidak dari dulu melakukannya??

Mari kita mengingat saat pertama kali bekerja.Mungkin pengalaman kita seperti halnya idiot dalam kisah Burnett di atas.Pekerjaan itu,rasanya sulit dan mustahil dilakukan.Tetapi,karena terpaksa,kita menjalaninya.Dan ternyata,kita bisa melakukannya.Ini persis pengalaman kita pada saat belajar membaca,atau pada saat belajar naik sepeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar