Selasa, 11 Januari 2011

Les Miserables : Harga Seorang Manusia (“Mati bukanlah soal; yang mengerikan adalah tidak hidup”-Jean Valjean)

Laki-laki yang dipenjara karena persoalan sepele itu memang bernasib malang.
Hukum mengganjarnya dengan tidak adil. 19 tahun dipenjara untuk sebuah roti
dan beberapa kali usaha melarikan diri. Ia sendiri tentu tidak pernah
menyangka sebelumnya bahwa pencurian yang dilakukan hanya karena ingin
menyelamatkan keluarganya yang kelaparan itu, membuat dirinya terlibat akan
konflik moral berkepanjangan. Jean Valjean, lelaki itu keluar dari penjara
dengan api dendam yang berkobar. Diperlakukan semena-mena, hukum yang kaku,
aturan yang dingin, hanya secuil dari segudang ketidakpuasaan akan hidup
yang dirasainya.




Bertemulah ia dengan seseorang, Uskup Myriel, nama orang itu. Mantan
narapidana, yang tidak diterima oleh masyarakat itu, akhirnya diterima
bernaung di rumah Sang Uskup. Tidak hanya sekedar diterima, ia diperlakukan
sebagai layaknya seorang manusia. Manusia, bukan mantan narapidana.


Tetapi seolah air susu yang dibalas dengan air tuba, Valjean mencuri bahkan
memukul Sang Uskup hingga pingsan. Perhiasan lilin perak itu pun diambilnya
dari tangan ‘pahlawan yang menolongnya‘. Tetapi ternyata hidup, tidak
seperti hukum-hukum dunia. Hidup adalah hakim yang adil. Valjean tertangkap.
Gilanya, Uskup Myriel malah membela pencuri itu. Orang tua yang bijak itu
malah berdalih, bahwa ialah yang memberikan itu pada Valjean, bahkan meminta
maaf, karena merasa pemberiannya itu tidak cukup. Si Penjahat justru
diselamatkan oleh orang yang ia aniaya. Kejadian ini menggoncangkan Valjean.
Gurun yang membara itu kini telah diguyur hujan lebat.


Inilah awal cara pandang baru yang dimiliki Valjean. Benih perubahan itu pun
mulai tumbuh. Walau tidak mudah, dan kadang terjatuh, ia tetap bertarung.
Seolah petinju yang babak belur dihajar lawan, namun Valjean memutuskan
tidak beringsut dari ring tanding. Seakan mendapatkan sebuah jubah baru, ia
berusaha keras keluar dari masa lalu yang suram. Bukan persoalan sepele.
Bayangan raksasa itu laksana kulit yang selalu menempel pada tubuhnya. Tidak
mungkin lari. Sepanjang hidup ia terlibat pergumulan untuk “hidup benar tapi
menderita, ataukah hidup sebaliknya”. Akhirnya Jean Valjean pun dapat
mengakhiri pertarungan itu dengan baik.


Bagi sebagian orang penggemar novel dan film drama, cerita di atas pastilah
tidak asing lagi. Les Miserables karya Victor Hugo memang fenomenal. Tidak
terhitung bahasa yang menterjemahkan novel ini. Belum lagi film adaptasinya
yang berjumlah puluhan. Dan kini, jangankan dikalangan kutu buku, demikian
banyak seminar dan motivator terinspirasi akan novel tahun 1862-an itu, dan
mengangkatnya kehadapan para audiens.


Bagi Anda yang belum pernah membaca novel karya Victor Hugo ini, saya
sarankan untuk segera membacanya. Atau jika membaca merupakan kegiatan yang
tidak terlalu Anda sukai, ada baiknya Anda mencari versi film nya. Dari
semua orang yang pernah menonton ataupun membaca Les Miserables, hampir
semua sepakat, bahwa intisari dari novel itu adalah betapa berharganya nilai
manusia.


Bicara soal harga manusia, Prof. Norweigh, seorang pakar kimia dan komputer,
dalam sebuah jurnal kedokteran ‘iseng’ menghitung harga seorang manusia.
Mengejutkan, jika diuangkan, total harga oragan tubuh, enzim, kelenjar dll
dari manusia itu total berharga kurang lebih USD 85 milyar. Bahkan untuk
sebuah zat penumbuh rambut saja, dengan perkiraan dibutuhkan orang sampai 50
th sebanyak 20 gram, satu gramnya berharga USD 2 juta !


Jadi jangan pernah pandang remeh rambut Anda, entah ia keriting, lurus,
tipis, berombak atau apapun, karena harganya mahal.


*Ngomong-ngomong*, ada sesuatu yang menarik dari penyelidikan sang profesor,
yaitu satu-satunya komponen yang tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan
itu adalah nyawa manusia. Jadi harga semahal itu hanya untuk tubuh,
jeroan-jeroan dan berbagai bahan kimia didalam tubuh kita.


Memang sampai sekarang, belum pernah ada ilmuwan yang ‘berani’ menghitung
harga sebuah nyawa manusia, mungkin karena memang hanya itu satu-satunya
item yang tidak bisa dihargai alias tak terkalkulasi lagi.


Berarti jika ditotal-total, kita ini, atau lebih tepatnya hidup Anda dan
saya itu jauh..jauh..jauh lebih berharga dari USD 85 milyar. Percaya atau
tidak, itu benar adanya !


Tetapi harga yang demikian seolah jadi tidak berharga jika kita melihat
banyak orang memilih untuk melacurkan atau menjual diri, atau terikat akan
berbagai kebiasaan yang merendahkan harkat dan martabatnya, atau bahkan
menukar dirinya dengan uang, jabatan, posisi yang dia pandang sangat
berharga. Ironis memang, tetapi itulah manusia.


Pernah seorang bijak berkata pada saya demikian, “Tuhan itu tahu persis
betapa berharganya diri kita, setan pun tahu betapa mulianya kita,
satu-satunya yang bodoh itu ya kita sendiri. Manusia sering tidak tahu
betapa berharganya dirinya”.


Nah, kembali lagi ke Les Miserables nya Victor Hugo, Uskup Myriel rupanya
termasuk segelintir manusia yang tahu betapa berharganya manusia, betapapun
hitam jejak langkah yang ditinggalkannya di masa lalu. Dan rupanya sudut
pandang yang demikian, punya kuasa untuk mengubah (sebenarnya saya lebih
suka memakai kata ‘mengingatkan’) pribadi seorang Valjean. Inilah yang
membuat Valjean memutuskan untuk ‘hidup’ dan bukan sekedar ‘tidak mati’.
Untuk bertarung sekuat tenaga dan menang, bukan meninggalkan gelanggang
pertandingan dengan kibaran bendera putih setengah tiang.


Bagaimana dengan Anda dan saya ? Apakah kita sudah berada dalam keadaan
‘hidup sebenar-benarnya’ ataukah kita sebenarnya sudah tidak hidup, bahkan
jauh hari sebelum kita divonis mati ?


Sepertinya jawaban atas pertanyaan itu, sedikit banyak akan melibatkan
sebuah pertanyaan lagi, tentang seberapa paham kita akan harga kita sebagai
manusia. Ini sangat penting, karena nantinya akan menuntun kita kedalam
pengertian tentang betapa Anda dan saya sangat berharga dimata-Nya.  Seandainya
saja kita mengetahuinya..ya seandainya saja kita mengetahuinya (*)

Dikutip dari sebuah milis yang ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar