Selasa, 16 April 2013

Yesus—Mengapa Kehidupannya Memuaskan






APAKAH kehidupan Yesus memang memuaskan? Ia dibesarkan dalam lingkungan yang sederhana, dan tidak punya banyak harta materi sepanjang hidupnya. Malah, ia ”tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalanya”. (Lukas 9:57, 58) Lagi pula, Yesus dibenci, difitnah, dan akhirnya dibunuh oleh musuh-musuhnya.
Anda mungkin berpikir, ’Itu sih bukan kehidupan yang menyenangkan!’ Namun, ada hal-hal dalam kehidupan Yesus yang hendaknya kita renungkan. Mari kita bahas empat aspek kehidupannya.

1. YESUS MEMILIKI TUJUAN HIDUP—MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH.

”Makananku adalah melakukan kehendak dia yang mengutus aku.”Yohanes 4:34.
Melalui kata-kata dan tindakannya, Yesus berupaya memenuhi kehendak Bapak surgawinya, Yehuwa. * Yesus mendapatkan kepuasan dalam melakukan kehendak Allah. Hal itu malah ia sebut sebagai makanannya, sebagaimana terlihat dalam ayat yang baru saja dikutip. Mari kita perhatikan latar ketika Yesus mengucapkan kata-kata itu.
Yesus mengucapkan kata-kata itu pada siang hari. (Yohanes 4:6) Ia baru saja berjalan melalui perbukitan Samaria sepanjang pagi, jadi ia pasti merasa lapar. Murid-muridnya bahkan mendesak dia, ”Rabi, makanlah.” (Yohanes 4:31) Tanggapan Yesus menunjukkan bahwa melakukan kehendak Allah membuatnya merasa sehat dan kuat. Bukankah hal itu menunjukkan bahwa ia memiliki kehidupan yang memuaskan?

2. YESUS SANGAT MENGASIHI BAPAKNYA.

”Aku mengasihi Bapak.”Yohanes 14:31.
Di surga, Yesus memiliki hubungan yang sangat akrab dengan Bapaknya. Karena sangat mengasihi Allah, Yesus tergerak untuk menceritakan banyak hal tentang Bapaknya—nama, tujuan, dan sifat-sifat-Nya. Melalui kata-kata, tindakan, dan sikapnya, Yesus dengan sempurna mencerminkan Bapaknya. Yesus bagaikan potret hidup dari Sang Bapak. Itulah alasannya, sewaktu Filipus mengatakan kepada Yesus, ”Perlihatkanlah Bapak kepada kami”, Yesus menjawab, ”Ia yang telah melihat aku telah melihat Bapak juga.”Yohanes 14:8, 9.
Kasih Yesus kepada Bapaknya sedemikian besar sehingga ia bersedia taat bahkan sampai mati. (Filipi 2:7, 8; 1 Yohanes 5:3) Kasih itu membuat kehidupan Yesus benar-benar memuaskan.

 3. YESUS MENGASIHI MANUSIA.

”Tidak seorang pun mempunyai kasih yang lebih besar daripada ini, bahwa seseorang menyerahkan jiwanya demi kepentingan sahabat-sahabatnya.”Yohanes 15:13.
Sebagai manusia yang tidak sempurna, masa depan kita suram. Alkitab mengatakan, ”Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang [Adam] dan kematian, melalui dosa, demikianlah kematian menyebar kepada semua orang karena mereka semua telah berbuat dosa.” (Roma 5:12) Dengan upaya sendiri, kita tidak bisa terbebas dari konsekuensi dosa, yaitu kematian.Roma 6:23.
Syukurlah, Yehuwa dengan pengasih menyediakan solusinya. Ia mengizinkan Yesus, Putra-Nya yang sempurna dan tanpa dosa, menderita dan mati agar menjadi tebusan yang dapat membebaskan manusia dari perbudakan dosa dan kematian. Karena dimotivasi oleh kasih kepada Bapaknya dan kepada manusia, Yesus rela menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna demi kepentingan kita. (Roma 5:6-8) Kasih yang rela berkorban seperti itu membuat kehidupan Yesus memuaskan. *

4. YESUS TAHU BAHWA BAPAKNYA MENGASIHI DAN MEMPERKENAN DIA.

”Inilah Putraku, yang kukasihi, kepadanyalah aku berkenan.”Matius 3:17.
Yehuwa mengucapkan kata-kata itu dari surga saat Yesus dibaptis. Dengan cara itu, Yehuwa secara terus terang menyatakan kasih dan perkenan atas Putra-Nya, Yesus. Tidak heran, Yesus dapat dengan yakin mengatakan, ”Bapak mengasihi aku”! (Yohanes 10:17) Berbekal keyakinan itu, Yesus berani menghadapi tentangan dan celaan. Ia bahkan bisa tegar menghadapi kematian. (Yohanes 10:18) Tidak diragukan, hal ini membuat kehidupan Yesus semakin memuaskan.
Yesus benar-benar menjalani kehidupan yang memuaskan. Jelaslah, kita dapat belajar banyak dari Yesus tentang bagaimana kita dapat meraih kehidupan yang memuaskan dan bermakna. Artikel berikut akan membahas beberapa nasihat Yesus tentang caranya menjalani kehidupan.

Sumber : www.jw.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar